Search This Blog

Introduction

Bermula dari dirangkai. Titik demi titik dirangkai menjadi garis. Garis demi garis dirangkai menjadi huruf. Huruf demi huruf dirangkai menjadi kata. Kata demi kata dirangkai menjadi kalimat. Kalimat demi kalimat dirangkai menjadi alinea.

Saturday, May 28, 2011

What Diah Has Mini-Researched: Saya Pro-Pilihan, Anda…..?

Sumber: feministsforchoice.com
Kehadiran seorang anak kadang-kadang bukan dambaan seseorang. Alasan-alasan berupa kehamilan di luar nikah, keadaan ekonomi yang sulit, korban pemerkosaan, dan kondisi janin yang cacat menjadi dasar untuk melakukan aborsi. Aborsi merupakan tindakan menghentikan kehamilan melalui pengangkatan janin dari uterus yang mengakibatkan kematian janin.

Aborsi  yang aman dan legal dilakukan oleh seorang dokter kandungan yang ahli dan berkompeten. Namun banyak aborsi yang dilakukan sendiri dan sembunyi-sembunyi karena kurangnya pengetahuan dan rasa malu karena memiliki anak yang tak diinginkan sehingga aborsi gagal dilakukan dan kemungkinan anak yang dilahirkan akan cacat seperti sengaja melakukan pekerjaan yang berat, meminum jamu herbal dan memasukkan benda tajam ke dalam vagina.

Di berbagai belahan dunia, aborsi menjadi isu perdebatan yang kontroversial di masyarakat karena berkaitan dengan sistem nilai yang dianut. Perdebatan yang meliputi pembahasan moral dan hukum aborsi melibatkan dua kelompok, yaitu pro-pilihan dan pro-kehidupan. Masing-masing kelompok beserta opini filosofisnya berusaha mengubah cara pandang masyarakat tentang aborsi dan memperoleh dukungan hukum.

Pro-Pilihan Versus Pro-Kehidupan

Gerakan pro-pilihan atau gerakan hak-hak aborsi memandang bahwa perempuan memiliki hak menghentikan kehamilan. Hak ini meliputi jaminan hak reproduksi yang lebih luas seperti akses pendidikan seksual, perawatan kontrasepsi dan kesuburan serta aborsi legal dan aman. Pendukung pro-pilihan berpendapat bahwa aborsi merupakan hak pribadi yang tidak bisa diganggu gugat karena melibatkan tubuh, kesehatan dan masa depan pribadi seorang perempuan.

Dari segi filosofis, mereka berpendapat bahwa janin dalam rahim bukan manusia namun hanya telur yang dibuahi sehingga tidak memiliki hak asasi manusia. Alasan dasar yang dikemukan pendukung gerakan pro-pilihan antara lain perempuan yang memutuskan untuk aborsi melakukannya pada trimester pertama, pada saat itu janin melekat pada plasenta dan tali pusat sehingga pertumbuhan dan kesehatannya tergantung pada ibu yang mengandungnya dan tidak bisa dianggap sebagai entitas terpisah karena tidak bisa hidup di luar rahim. Alasan ini juga memperkuat bahwa aborsi bukanlah pembunuhan.

Di pihak oposisi, dikenal gerakan pro-kehidupan yang berpendapat janin harus dipertahankan karena memiliki hak untuk hidup. Kehidupan setiap manusia harus dihargai dari pembuahan hingga kematian sehingga setiap tindakan sengaja yang bertujuan menghancurkan janin atau embrio dilarang secara etika dan moral serta dapat dihukum. Jika tidak ingin atau tidak mampu membesarkan anak, perempuan diberi pilihan untuk mengizinkan anaknya diadopsi. Pendukung gerakan pro-kehidupan tidak hanya menentang aborsi, melainkan juga seluruh tindakan yang mengakhiri kehidupan manusia seperti euthanasia dan hukuman mati.

Aborsi di Indonesia

Ketentuan hukum tentang aborsi di Indonesia diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Undang-Undang tentang Kesehatan. Menurut pasal 299, 341, 342, 343, 346, 347, 348 dan 349 KUHP, aborsi merupakan tindakan kriminal. Ketentuan-ketentuan tersebut mengatur antara lain seorang perempuan yang sengaja melakukan aborsi dihukum penjara maksimal 4 tahun (pasal 346 KUHP), seorang perempuan yang sengaja membunuh bayi pada saat atau setelah dilahirkan dihukum penjara maksimal 7 tahun bagi yang tidak merencanakan terlebih dahulu  (pasal 341 KUHP) sedangkan dihukum penjara maksimal 9 tahun  bagi yang merencanakan terlebih dahulu (pasal 342 KUHP). Bahkan dokter, bidan atau tenaga kesehatan yang membantu melakukan aborsi pun dihukum penjara maksimal 16 tahun jika tanpa seizin perempuan dan 7 tahun 4 bulan jika seizin perempuan serta surat izin prakteknya dicabut (pasal 349 KUHP jo pasal 347 dan 348 KUHP).

Dengan hadirnya UU tentang Kesehatan, aborsi tidak lagi dikategorikan perbuatan kriminal yang harus dipidana. Dalam keadaan darurat aborsi dapat diizinkan jika terdapat indikasi kesehatan dengan tujuan menyelamatkan nyawa ibu. Aborsi dilakukan sebelum kehamilan berumur 6 minggu serta sebelum dan sesudah melakukan aborsi perempuan harus menerima konseling. Aborsi yang dilakukan oleh dokter ahli kandungan, dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan di suatu sarana kesehatan yang memiliki tenaga dan peralatan memadai harus mendapat persetujuan dari suami atau anggota keluarganya. Namun, UU Kesehatan mempersempit pelaku aborsi karena menjatuhkan pidana hanya kepada dokter yang melakukan aborsi tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hukuman yang dijatuhkan berupa penjara maksimal 10 tahun dan denda paling banyak 1 milyar rupiah (pasal 194 UU No. 39 tahun 1999).

Di Indonesia, pandangan tentang aborsi juga dipengaruhi oleh agama. Islam sebagai agama berpenganut terbanyak memberikan berbagai pandangan namun sebagian besar menyatakan aborsi boleh dilakukan sebelum janin berusia 120 hari dan jika nyawa ibu terancam atau menjadi korban pemerkosaan.

Sedangkan Kristen sebagai agama berpenganut terbanyak kedua telah mengalami perubahan pandangan tentang aborsi seiring zaman. Gereja Katolik menentang semua tindakan yang bertujuan menghentikan kehamilan. Seorang perempuan yang melakukan aborsi hanya dapat dihapus dosanya melalui pengakuan dosa dan mendapatkan pengampunan. Di kalangan Protestan, pandangan tentang aborsi berbeda-beda, namun secara umum mereka mengizinkan aborsi dengan beberapa pengecualian.

Keputusan Saya

Baik laki-laki maupun perempuan dianugerahi hak asasi manusia oleh Tuhan Yang Maha Esa. Negara melindungi setiap warga Negara dalam melaksanakan hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia secara penuh dan tanpa diskriminasi. Terkait dengan aborsi, Negara menjamin dan melindungi hak khusus yang melekat pada diri perempuan dikarenakan fungsi reproduksinya.

Kaum perempuan berhak menentukan kehendak sendiri dan mengendalikan kehidupannya secara bertanggung jawab dan mandiri. Kemampuan memilih jalan hidup tidak hanya terbatas pada hak kebebasan reproduksi namun juga hak memiliki dan menjalani kehidupan pribadi. Setiap orang harus menghormati, menghargai dan mendukung keputusan yang diambil.

Saya berpihak pada gerakan pro-pilihan. Pendapat saya, seorang perempuan boleh melakukan aborsi jika dia  merasa aborsi menjadi pilihan krusial. Situasi ini terjadi dalam hal pemerkosaan, kegagalan kontrasepsi, kesehatan atau kehidupan dirinya terancam, janin mengalami kelainan bawaan dan ketidaksanggupan membesarkan anak karena minimnya kondisi ekonomi atau hamil di luar nikah.

Gerakan pro-kehidupan menawarkan adopsi sebagai alternatif aborsi. Namun, pilihan aborsi atau adopsi tetap diserahkan kembali kepada perempuan tersebut. Sangat sulit menemukan orang tua yang tepat, apalagi jika anak yang dilahirkan cacat, sehingga anak terabaikan dan kebutuhannya tidak terpenuhi. Di samping itu, jumlah anak yang mengharapkan diadopsi lebih banyak dibandingkan jumlah orang tua yang ingin mengadopsi mereka.

Dengan dilakukannya aborsi yang bermutu, higenis dan aman oleh dokter ahli, resiko kematian ibu akibat komplikasi-komplikasi tak terduga berkurang dan kesehatan reproduksi ibu terjaga. Sebaiknya aborsi dilakukan  sebelum usia janin 12 minggu karena pada usia itu kemungkinan rasa sakit sangat kecil. Untuk menghindari trauma psikologis yang akhirnya mengganggu kesehatan mental, perempuan harus memperoleh  konseling atau nasehat pra dan pasca tindakan dari konselor yang berkompeten dan berwenang. Yang terutama, dukungan, perhatian dan kasih dari keluarga dan orang-orang terdekat sangat berpengaruh dalam membangkitkan semangat hidupnya kembali.


Also available at: Kompasiana

Wednesday, May 18, 2011

What Diah Has Translated: Sekolah Musim Panas Disabilitas dan Pembangunan

Program Disabilitas dan Pembangunan ke-2 difokuskan pada isu-isu khusus yang terkait dengan disabilitas dan rehabilitasi dalam konteks pembangunan. Program ini akan memberikan keterampilan dalam bidang perencanaan dan manajemen proyek dengan menggunakan metode kerangka logis kepada para mahasiswa. Menawarkan kesempatan mahasiswa untuk melaksanakan dan mempraktekkan keseluruhan proses manajemen proyek melalui pembelajaran pengalaman. Topik besar lainnya adalah metode pemantauan dan evaluasi, saat ini digunakan di bidang program CBR. Pentingnya dan penggunaan Sistem Manajemen Informasi akan didiskusikan terperinci, karena ini merupakan landasan pemantauan dan evaluasi yang baik. Mahasiswa akan mempraktekkan menset sebuah Sistem Manajemen Informasi sederhana sendiri.

Sekolah Musim Panas Disabilitas dan Pembangunan merupakan program mandiri sekaligus seri modul ke-2 Disabilitas dan Pembangunan. Sekolah musim Panas tersebut bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pusat Studi Disabilitas FISIP-UI dan VU University Amsterdam


Tanggal: 4-29 Juli 2011 (3 kelas mingguan dan 1 minggu tugas kelompok)

Tempat: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat

Para Pengajar

Rehabilitasi Berbasis Komunitas:
Dr. Maya Thomas, MA PhD

Sistem Manajemen Informasi dan Indikator-Indikatornya:
Wim H. van Brakel, MD MSc PhD and Pandu Riono, Ph.D

Pemantauan dan Evaluasi:
Dr. Johan Velema, MSc PhD and Iwan Ariawan, MSPH

Perlindungan Sosial bagi Para Penyandang Disabilitas di Indonesia:
Prof. Irwanto, Ph.D

Pendidikan Anak-Anak Penyandang Disabilitas:
Prof. Frieda Mangunsong

Jaringan, Lobi dan Advokasi:
Prof. Hadi Pratomo

OrganisasiPenyandang Disabilitas:
Dra. Mimi Mariani Lusli, M.Si, MA

Metode Partisipatif dalam Pemantauan dan Evaluasi:
Laurike Moeliono MA,MSi

Tujuan

·        Untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dalam kebijakan, advokasi, perencanaan manajemen (proyek), pemantauan dan evaluasi yang terkait dengan disabilitas, rehabilitasi dan pembangunan
·        Untuk memahami pentingnya rehabilitasi berbasis komunitas sebagai suatu model rehabilitasi yang tepat bagi Negara-negara berpendapatan rendah dan pembangunan proyek partisipatif.
·        Untuk mengembangkan pemahaman tentang posisi kelompok tertentu penyandang disabilitas di masyarakat, pentingnya membentuk kemitraan dengan organisasi penyandang disabilitas dan penghargaan bagi pendekatan pembangunan inklusif.

Bentuk Pengajaran

Pengajaran dengan latihan praktek, kelompok tutorial, belajar sendiri, pengalaman dan tugas kelompok.
Sekolah musim panas setara dengan 6 SKS.

Naskah

Alat pembaca elektronik akan tersedia, artikel akan tersedia di internet atau tersedia secara elektronik sebagai dokumen pdf atau Word.

Cara Penilaian

Penilaian didasarkan pada tugas individu, kerja kelompok tutorial dan ujian tertulis individu

Target Peserta

Mahasiswa internasional atau mahasiswa dari Universitas Indonesia atau universitas lainnya, yang menyandang disabilitas tertentu. Instansi pemerintah atau para profesional dari organisasi disabilitas, rehabilitasi dan pembangunan atau orang-orang lain yang peduli dengan isu-isu disabilitas.

Persyaratan

Lancar berbicara dan menulis dalam bahasa Inggris disyaratkan, karena program akan diajarkan dalam bahasa Inggris.

Biaya Pengajaran (tidak termasuk makan & penginapan)

·        Mahasiswa internasional: €1.800
·        Mahasiswa Indonesia: Rp 3.000.000,-

Makan dan penginapan (perkiraan tinggal selama 22 hari di Jakarta)

·        Makan (3 kali sehari):  €6 atau Rp. 60,000,- per hari di kampus
·        Akomodasi:
      Luar kampus: €150 per bulan
      Dalam kampus: €10-30 per hari (Makara Hotel atau Pusat Studi Jepang)

Pendaftaran dan Informasi

Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia

DR. Rita Damayanti
SummerSchool2011.Disability@gmail.com
+62.21.727.0154

Meliana Sari, SKM
+62.21.786.4975

What Diah Has Shared: International Summer School on Disability and Development


The 2nd Disability and Development (D&D) course focuses on specific issues related to disability and rehabilitation in the context of development. The course will provide the student with skills in the field of project planning and management using a logical framework method. It offers the student opportunities to go through and practice the entire process of project management through experiential learning. Another major subject will be monitoring and evaluation methods, currently used in the field of CBR programmes. The importance and use of Management Information Systems (MIS) will be discussed in some detail, since this is a cornerstone of good monitoring and evaluation. Students will practice setting up a simple MIS themselves.

The Summer School on Disability and Development (D&D) is both a standalone course and the 2nd module in a series on Disability and Development. The Summer School is a collaborative undertaking between Faculty of Public Health Universitas Indonesia, the Centre for Disability Studies FISIP-UI and the VU University Amsterdam.

Dates: 4th-29th July 2011 (3 weeks classes and 1 week group assignments) 

Venue: Faculty of Public Health, Universitas Indonesia (UI), Depok, West Java

Lecturers

Community Based Rehabilitation:
Dr. Maya Thomas, MA PhD

Management Information System and Indicators:
Wim H. van Brakel, MD MSc PhD and Pandu Riono, Ph.D

Monitoring and Evaluation:
Dr. Johan Velema, MSc PhD and Iwan Ariawan, MSPH

Social Protection of PWDs in Indonesia:
Prof. Irwanto, Ph.D

Education on Children with Disability:
Prof. Frieda Mangunsong

Networking, Lobbying, and Advocacy:
Prof. Hadi Pratomo

Disabled People's Organization:
Dra. Mimi Mariani Lusli, M.Si, MA

Participatory Method in M&E:
Laurike Moeliono MA,MSi

Aim

·        To develop skills needed for policy, advocacy, planning (project) management, monitoring and evaluation related to disability, rehabilitation and development
·        To understand the importance of Community-Based Rehabilitation (CBR) as an appropriate model of rehabilitation for low-income countries and participatory project development
·        To develop an understanding of the position of specific groups of disabled people in society, the importance of forming partnerships with Disabled Peoples Organizations and appreciation for inclusive development approaches.

Form of Tuition

Lectures with practical exercises, tutorial groups, self study, experience events and group assignments.
The summer school is equal to 6 credits.

Literature

An electronic reader will be available; articles will be available on the internet or made
available electronically as pdf or Word documents

Mode of Assessment

Assessment is based on individual assignments, tutorial group work and an individual written examination.

Target Audience

International Students or students from Universitas Indonesia or other universities, in particular disabled persons. Government institution or professionals from disability, rehabilitation and development organizations or others concern with disability issues.

Requirement

Fluency in spoken and written in English is required, since course will be taught in
English.

Tuition fees (excluding board & lodging)

·        International students: €1,800
·        Indonesian students: Rp 3,000,000,-

Board & Lodging (estimated for living in 22 days in Jakarta)

·        Meals (3 times a day) : €6 or Rp. 60.000,- per day on campus
·        Accommodation:
      Off campus: €150 per month
      On campus: €10-30 perday (Makara Hotel or Pusat Studi Jepang)

Registration & Information

Faculty of Public Health
Universitas Indonesia

DR. Rita Damayanti
SummerSchool2011.Disability@gmail.com
+62.21.727.0154

Meliana Sari, SKM
+62.21.786.4975

What Diah Has Translated: Fasilitator/Pelatih untuk Project Cycle Management

Tempat: Yogyakarta
Tanggal: 13 – 15 Juni 2011 (3 hari)
Peserta: HIF Indonesia National Staffs
Kursus Pemula: hingga 20 orang
Kursus  Lanjutan: hingga 10 orang
Pelatihan akan diselenggarakan dalam Bahasa Indonesia

APLIKASI/PELELANGAN

Lampiran Max: 300 KB (RAR/ZIP dianjurkan). Sebuah proposal lengkap yang ditulis dalam bahasa Inggris diperlukan pada tahap aplikasi.
Termasuk dalam proposal tersebut:
·        Biaya/harga yang diharapkan
·        Resume/CV para pelatih
·        Profil perusahaan (hanya bagi perusahaan/lembaga)
·        Referensi
·        Perincian program kursus
·        Deskripsi pendekatan pedagogis yang akan digunakan
·        Materi pelatihan yang akan diberikan kepada peserta pelatihan.

Aplikasi tanpa proposal lengkap tidak akan dipertimbangkan. Batas waktu penyerahan Penawaran Teknis & Keuangan: 23 Mei 2011

KUALIFIKASI

Para pelatih/fasilitator diharapkan memiliki kecakapan sebagai berikut:
·        Orang atau lembaga yang berpengalaman dalam pelatihan profesional Project Cycle Management
·        Orang atau lembaga yang berpengalaman dalam menulis nota konsep dan proposal lengkap untuk donor internasional (seperti Echo, USAID, Ausaid, dll ...)
·        Orang atau lembaga yang mampu memberikan pelatihan, studi kasus, dan permainan peran dengan menggunakan alat dan materi yang disesuaikan dengan peserta pelatihan yang khusus bekerja dengan Lembaga Swadaya Masyarakat Internasional.
·        Mampu untuk menawarkan teknik-teknik, pelatihan-pelatihan dan alat-alat yang disesuaikan dengan kebutuhan para penyandang disabilitas.

Kandidat penyandang disabilitas sangat dianjurkan.


PERINCIAN PERSYARATAN

1. Pengantar

Handicap International Federation merupakan organisasi non-pemerintah, khusus di bidang solidaritas internasional. Dibentuk pada tahun 1982, bermarkas di Lyon (Prancis). Handicap International Federation bertugas di lebih dari 55 negara di seluruh dunia dan menjadi pemenang Hadiah Nobel  bersama tahun 1997 untuk Kampanye menentang Lahan Tambang. Handicap International terdiri dari suatu federasi dan asosiasi nasional yang bekerja sama dalam memobilisasi sumber-sumber, mengelola proyek bersama dan memajukan prinsip-prinsip dan kegiatan-kegiatan gerakan. Handicap International tidak hanya semata-mata LSM pengembangan atau LSM bantuan darurat. Sebagai lembaga swadaya masyarakat, non religius, non politik dan nirlaba, Handicap International bertugas berdampingan dengan para penyandang disabilitas, apapun keadaannya, untuk menawarkan bantuan dan dukungan dalam usahanya menjadi mandiri.

Handicap International telah bertugas di Indonesia sejak tahun 2005 untuk mendukung prakarsa kesehatan dan sosial yang terkait dengan isu-isu disabilitas. Bekerjasama dengan Departemen Sosial Republik Indonesia, Handicap International Indonesia melaksanakan kegiatan-kegiatan yang memungkinkan para penyandang disabilitas di Indonesia memiliki kesempatan lebih besar  dalam melaksanakan hak-haknya dan meningkatkan martabatnya.

Handicap International Indonesia merumuskan suatu strategi yang menyatakan bahwa tujuan kegiatan khususnya adalah meningkatkan kecakapan lembaga dan pelayanan yang bertugas di bidang disabilitas, menegaskan kesadaran masyarakat umum dan pengambil keputusan bahwa disabilitas merupakan isu hak asasi manusia dan pengembangan, serta memberdayakan para penyandang disabilitas dan organisasinya untuk berperan aktif di komunitasnya.

2. Dasar Pemikiran

 Program Handicap International Federation Indonesia ingin mengembangkan keterampilan dan efisiensi karyawan serta menjalankan potensi mereka. Pada bulan Juni 2011, seluruh anggota Tim proyek, Program Thematic Advisers and Support Services Managers akan diundang ke suatu “minggu pelatihan” di Yogyakarta. Topik-topik pelatihan akan berupa:
·        Project Cycle Management
·        Pendidikan Inklusif
·        Kursus Pengantar Disabilitas, konvensi PBB, dan Etika
·        Keterampilan Fasilitas dan Komunikasi

Pelatihan Project Cycle Management akan ditawarkan kepada seluruh anggota tim proyek dan Program Thematic Advisers. Agar materi yang ditawarkan cocok dengan harapan dan kebutuhan para peserta pelatihan, 2 kursus pelatihan terpisah akan ditawarkan.

Para pelatih akan memberikan pelatihan komprehensif  untuk klien pemula dan lanjutan.

3. Tujuan Kegiatan ini

3.1. Pelatihan Pemula
Seorang staf proyek yang terampil perlu memahami prinsip umum Project Cycle Management. Kursus dasar ini akan memberikan pelatihan umum seluruh tahap siklus proyek dalam susunan yang teratur: penilaian kebutuhan, rancangan dan perencanaan proyek, pemantauan pelaksanaan proyek, dan persiapan evaluasi. Pelatihan ini memberikan penekanan khusus tentang perkenalan para peserta dengan terminologi terkait  dan penggunaan kerangka logis. Akhirnya para peserta pelatihan akan memiliki pemahaman lebih baik tentang proses pemantauan dan evaluasi partisipatif.

3.2. Pelatihan Lanjutan
Kursus lanjutan dirancang untuk orang-orang yang sebelumnya memiliki pengalaman dalam melakukan penilaian lapangan dan pengalaman dalam manajemen proyek. Fokus pertama pelatihan ini adalah memberikan sesi penyegaran prinsip-prinsip dasar Project Cycle Management (0,5 hari).

Kemudian para peserta akan memperoleh kepercayaan diri dalam mengenali dan merumuskan proyek melalui pendekatan partisipatif. Akhirnya para peserta akan meningkatkan kecakapannya dalam merancang dan merencanakan proyek dengan pendekatan Kerangka Logis.

4. Hasil yang Diharapkan

4.1. Pelatihan Pemula
Tujuan akhir program ini, para peserta:
·        akan diperkenalkan pada prinsip-prinsip Project Cycle Management dan akan menggali manfaatnya untuk pekerjaan
·        akan lebih memahami penggunaan Kerangka logis dan penerapannya dalam berbagai tahap siklus proyek
·        akan memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik tentang pentingnya pemantauan dan evaluasi
·        akan meningkatkan keterampilan pemantauan dan evaluasinya
·        akan memberikan diagnostik alat (kompilasi salinan) dan proses yang mereka gunakan dalam mengumpulkan informasi di antara para rekan dan komunitas.

4.2. Pelatihan Lanjutan
Tujuan akhir program ini, para peserta:
·        akan memiliki pemahaman umum tentang berbagai tahap project cycle management
·        akan mengetahui cara menggunakan alat pohon masalah
·        akan memiliki alat untuk menjalani proses analisa pihak partisipatif
·        akan memiliki kecakapan untuk mengenali dan merumuskan kerangka proyek melalui pendekatan partisipatif
·        akan memahami dan mengetahui cara mempersiapkan kerangka logis standar tinggi
·        akan dapat menentukan tujuan umum, tujuan khusus, hasil yang diharapkan, indikator, dll…
·        akan memberikan diagnostik alat (kompilasi salinan) dan proses yang mereka lakukan dalam mengumpulkan informasi dari tim lapangan mereka.

5. Alat, metode, sesi atau topik

Para fasilitator/pelatih akan menggunakan pendekatan partisipatif dengan menggunakan metode permainan peran, latihan bertukar pendapat untuk berbagi informasi dan praktek lebih lanjut berdasarkan materi dan topik pelatihan. Kursus akan diisi studi kasus dan simulasi setara setidaknya setengah hari (terpisah pada seluruh hari pelatihan.).

6. Informasi Praktis

Tempat: tempat dan alat-alat  pertemuan (proyektor LCD, kertas karton, dll ...) akan diurus atau disediakan oleh HIF. Namun Lap Top akan menjadi tanggung jawab pelatih.
Bahasa: Pelatihan akan diselenggarakan dalam Bahasa Indonesia
Tanggal: 13 – 15 Juni 2011
Durasi: 3 hari
Para peserta:
Kursus pemula: sampai 20 peserta
Kursus lanjutan: sampai 10 peserta
Anggaran: 2 juta/pelatih/hari (4 juta untuk satu tim yang terdiri dari 2 pelatih/hari)
Batas waktu penyerahan penawaran Teknis & Keuangan: 23 Mei 2011

7. Profil, kecakapan teknis dan tugas Service Provider

Mohon dicatat bahwa kedua pelatihan akan ditawarkan dalam periode yang sama. Itu berarti para pelatih atau organisasi perlu menjalani 2 pelatihan secara paralel. Ada kemungkinan bahwa para kandidat memfokuskan proposal mereka pada satu dari dua pelatihan. Dalam hal ini, mohon sebutkan sesi mana yang kamu daftar di proposalmu (Pemula atau Lanjutan).  Namun demikian Tim Pelatih atau lembaga yang mendaftar kedua kursus akan lebih disukai untuk menjamin konsistensi alat-alat, topik, dan metode serta transversalitas antar kedua pelatihan terpenuhi.

Sebuah proposal lengkap yang ditulis dalam bahasa Inggris diperlukan pada tahap aplikasi. Proposal ini akan meliputi, resume para pelatih, referensi, perincian program kursus, deskripsi pendekatan pedagogis yang akan digunakan dan materi pelatihan yang akan diberikan oleh pelatih. Proposal akan diserahkan dalam bahasa Inggris pada tahap aplikasi.

Para pelatih yang terpilih akan bertemu dengan Kordinator HIF sebelum tanggal pelatihan, untuk menyesuaikan isi pelatihan dengan alat-alat yang digunakan oleh para pelatih dalam posisi mereka saat ini.

Para pelatih/fasilitator diharapkan memiliki kecakapan sebagai berikut:
·        Orang atau lembaga yang berpengalaman dalam pelatihan profesional Project Cycle Management
·        Orang atau lembaga yang berpengalaman dalam menulis nota konsep dan proposal lengkap untuk donor internasional (seperti Echo, USAID, Ausaid, dll ...)
·        Orang atau lembaga yang mampu memberikan pelatihan, studi kasus, dan permainan peran dengan menggunakan alat dan materi yang disesuaikan dengan peserta pelatihan yang khusus bekerja dengan Lembaga Swadaya Masyarakat Internasional.
·        Mampu untuk menawarkan teknik-teknik, pelatihan-pelatihan dan alat-alat yang disesuaikan dengan kebutuhan para penyandang disabilitas.

Kandidat penyandang disabilitas sangat dianjurkan.

What Diah Has Shared: Facilitators/Trainers for Project Cycle Management

Venue: Yogyakarta
Date: 13th - 15th of June 2011 (3 days)
Participants: HIF Indonesia National Staffs
Beginner Course: up to 20 persons
Advanced Course: up to 10 persons
Training will be conducted in Bahasa Indonesia

APPLICATION / BIDDING

Max Attachment: 300 KB (RAR / ZIP recommended). A full proposal written in English is required at the application phase.
Included in the proposal:
·        Expected fee / quotation
·        Resume/CV of the trainers
·        Company Profile (only for companies/institution)
·        References
·        Detailed course program
·        Description of the pedagogical approach which will be used
·        Training material which will be provided to the trainees.

Applications without complete proposal will not be considered. Deadline for the submission of the Technical &  Financial Offer: 23rd of May 2011

QUALIFICATION

Expected trainer/facilitator(s) have following capacity:
·        Persons or Institution experienced in professional training on Project Cycle Management
·        Persons or Institution experienced in writing concept notes and full proposal for international donors (such as Echo, USAID, Ausaid, etc…)
·        Persons or Institution capable to deliver trainings, case studies and role play using tools and subjects adapted to trainee specialized in working with International Non Profit Organization
·        Ability to propose techniques, trainings and tools adapted to the needs of People with Disabilities

Person with Disabilities’ candidatures are strongly encouraged

TERMS OF REFERENCE DETAILS

1. Introduction

Handicap International Federation is a non-governmental organization, specialized in the field of international solidarity. It was formed in 1982, with its headquarters in Lyon (France). Handicap International Federation is working in over than 55 countries worldwide and a co-winner of 1997 Nobel Prize for Campaign against Land Mines. Handicap International Federation is made up of a Federation and national associations which work together on mobilizing resources, co-managing projects and promoting the movements’ principles and activities. Handicap International Federation is neither exclusively a development NGO nor exclusively an emergency relief NGO. A Non-governmental, non-religious, non-political and non-profit making organization, Handicap International Federation works alongside people with disabilities, whatever the context, offering them assistance and supporting them in their efforts to become self-reliant.

Handicap International Federation has been working in Indonesia since 2005 to support health and social initiatives related to disability issue. In collaboration with the Ministry of Social Affairs of Republic of Indonesia, Handicap International Federation Indonesia implements activities that will allow people with disabilities in Indonesia to have greater opportunities to exercise their rights to enhance their dignity.

Handicap International Federation Indonesia formulated a strategy which stated that the specific objectives of the activities are to increase the capacity of institutions and services working in disability field, confirming to general public and decision makers are aware that disability is a human rights and development issue, and empowering people with disabilities and their organization to become active actors in their communities.

2. Rationale

Handicap International Federation Indonesia’s Program wishes to develop employee skills and efficiency as well as to fulfill their potential. In June 2011 all Projects Team members, Program Thematic Advisers and Support Services Managers will be invited to a “training week” in Yogyakarta. The topics of the training will be:
·        Project Cycle Management
·        Inclusive Education
·        Introductory Course on Disability, UN convention and Ethics
·        Facilitation and Communication Skills

The training on Project Cycle Management will be proposed to all Projects teams’ members and Program Thematic Advisers. In order to propose content which will match with the expectation and the needs of the trainees, 2 separated training courses will be proposed.

The Trainers will provide comprehensive training for beginners and advances users.

3. Objectives of this Activity

3.1. Beginner Training
A skilled Project Staff need to understand the general principle of Project Cycle Management. This basic course will provide general training on all phases of the project cycle in a compact format: Needs assessment, designing and planning a project, monitoring the implementation of the project, and preparing an evaluation.
This training will provide special emphasis on familiarizing the participants with relevant terminology and the use of Logical Frameworks. Finally the trainees will have better understanding on participatory Monitoring and Evaluation (M&E) process.

3.2. Advanced Training
The advanced course is designed for persons with previous experience in conducting field assessments and experience in project management. The first focus of the training is to provide a refreshing session on the basic principles of Project Cycle Management (0.5 day).

The participants then will gain confidence in identifying and formulating projects through a participatory approach. Finally the participants will improve their capacity on designing and planning projects with the Logical Framework approach.

4. Expected Outputs

4.1. Beginner Training
Conclusion of objectives for this program, participants:
·        will be introduced to the Project Cycle Management principles and will explore their usefulness to their work
·        will better understand the use of Logical Frameworks and its application in different phases of the project cycle
·        will have a better understanding and knowledge on the importance of the M&E
·        will have improved their M&E skills
·        will provide a diagnostic of the tools (compilation of the soft copies) and process they are using to collect information among the partners and the communities.

4.2. Advanced Training
Conclusion of objectives for this program, participants:
·        will have a common understanding of the different phases of the project cycle management
·        will know how to use the problem tree tool
·        will have the tools to lead participatory stakeholder analysis process
·        will have the capacity to identify and formulate projects frame through a participatory approach will understand and know how to prepare high-standard logical frameworks
·        will be able to define general objectives, specific objectives, expected results, indicators, etc…
·        will provide a diagnostic of the tools (compilation of the soft copies) and process they are implementing to collect information from their field teams.

5. Tools, methods, sessions or topics

Facilitators/Trainers will use participative approaches using methods role-play, brainstorming exercises to share information and further practices based on training materials and topics. The courses will contain the equivalent of at least half a day (split on all training days) of case studies and simulations.

6. Practical Information

Venue : Venue and meeting tools (LCD projector, paper board, etc…) will be arranged or provided by HIF. Nonetheless Lap Top will be the responsibility of the Trainer.
Language: The training will be implemented in Bahasa Indonesia.
Date : 13th - 15th of June 2011
Duration : 3 days
Participants :
Beginner course: Up to 20 trainees
Advance course: Up to 10 trainees
Budget: 2 million / trainer / day (4 million for a team of 2 trainers / day)

Deadline for the submission of the Technical& Financial Offer: 23rd of May 2011

7. Profile, technical competencies &  tasks of the Service Provider

Please note that both trainings will be proposed within the same period. That means that the trainers or the organization will need to lead 2 trainings in parallel.
It is possible that the candidates focus their proposal on one of the two trainings. In this case, please specify in your proposal which session you apply for (Beginner or Advance). However Team of Trainers or Institution who will apply for both courses will be favored in order to ensure the consistency of the tools, the topics and the methods as well as the transversality between both trainings are expected.

A full proposal written in English in required at the application phase. This proposal will include expected fee / quotation, resume of the trainers, references, detailed course program, description of the pedagogical approach which will be used and training material which will be provided to the trainees. The proposal will be submitted in English at the application phase.

The selected Trainers will meet the HIF Coordinators before the trainings date, in order to adapt the training content to the in house tools used by the trainees in their current position.

Expected trainer/facilitator(s) have following capacity:
·        Persons or Institution experienced in professional training on Project Cycle Management
·        Persons or Institution experienced in writing concept notes and full proposal for international donors (such as Echo, USAID, Ausaid, etc…)
·        Persons or Institution capable to deliver trainings, case studies and role play using tools and subjects adapted to trainee specialized in working with International Non Profit Organization
·        Ability to propose techniques, trainings and tools adapted to the needs of People with Disabilities’

Person with Disabilities’ candidatures are strongly encouraged