Search This Blog

Introduction

Bermula dari dirangkai. Titik demi titik dirangkai menjadi garis. Garis demi garis dirangkai menjadi huruf. Huruf demi huruf dirangkai menjadi kata. Kata demi kata dirangkai menjadi kalimat. Kalimat demi kalimat dirangkai menjadi alinea.

Monday, December 1, 2014

What Diah Has Mini-Researched: Panduan Mudah Melakukan Perjalanan Jauh untuk Wisatawan Disabilitas

Shutterstock.com
Setiap penyandang disabilitas berhak melakukan perjalanan keliling Indonesia dan dunia. Fasilitas tidak layak, prasangka, miskomunikasi, biaya yang lebih besar serta kerepotan yang luar biasa menjadi tantangan tersendiri. Berikut beberapa tips-tips umum agar perjalanan kita lebih mudah diakses, nyaman dan aman:
  
1. Rencanakan perjalanan jauh-jauh hari. Cari informasi apakah lokasi yang dituju memiliki akses yang mudah untuk kita. Jalan berbatu dan berbukit-bukit atau gedung tanpa lift menyulitkan kita pengguna kursi roda menikmati perjalanan. Riset melalui google atau pengalaman orang lain yang pernah ke lokasi yang dituju tentang alternatif transportasi yang mudah mengangkut kita beserta biayanya. Hubungi tempat penginapan untuk mengecek ketersediaan akses yang layak bagi kita. Seperti toilet yang mudah dijangkau dan tidak licin, ruangan yang luas dan tidak terlalu banyak barang serta pintu masuk dan tangga yang mudah dilewati ikut dipertimbangkan. Jika memungkinkan dan ada, gunakan jasa agen perjalanan yang berpengalaman membantu penyandang disabilitas. Mereka biasanya memberikan tips dan menawarkan berbagai layanan yang terbaik untuk wisatawan disabilitas seperti penyewaan kursi roda.

2. Bawa obat-obatan yang sedang dikonsumsi dalam jumlah banyak. Pastikan obat-obatan tersebut diizinkan masuk di negara yang dikunjungi. Catat resep obat dan nama generik obat tersebut untuk berjaga-jaga seandainya tas hilang.

3. Konsultasikan dengan dokter tentang langkah-langkah yang harus diambil dalam mengatasi penerbangan yang sangat panjang, fasilitas media yang terbatas, dan tidak tersedianya resep obat di tempat tujuan. Jika diperlukan, minta surat keterangan dokter berkop surat yang memuat kondisi kesehatan kita, perawatan, komplikasi yang mungkin terjadi, kebutuhan khusus dan informasi terkait lainnya. Selain itu, catat juga nomor telepon dokter atau tenaga medis yang bisa dihubungi setiap saat dalam keadaan darurat.

4. Tulis tempat dan alamat yang dituju secara lengkap di secarik kertas. Jika menyasar, kita bisa meminta tolong kepada orang lain dengan menunjukkannya. Banyak tempat dan alamat memiliki nama yang sama, bahkan kadang supir taksi pun tidak mengetahui lokasinya secara tepat.

5. Jika berniat membawa hewan pemandu/penjaga, dokumen-dokumen yang diperlukan harus diproses beberapa minggu sebelum keberangkatan dan hewan pemandu/penjaga harus memenuhi standar kesehatan agar tidak dikarantina. Perhatikan juga pembatasan dan peraturan mengenai anjing pemandu, apakah anjing pemandu diizinkan untuk dibawa ke negara lain atau tidak.

6. Simpan uang, kunci dan tiket di dalam saku pakaian. Jika seseorang mengambil tas atau dompet kita, kita masih bisa sampai ke lokasi yang dituju. Simpan juga uang berlebih untuk tips.
 
7. Buat rencana cadangan untuk berjaga-jaga seandainya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti akomodasi yang mudah diakses ternyata tidak tersedia.

8. Pada saat menghubungi pihak penerbangan, hotel dan transportasi, uraikan secara jelas bantuan dan sarana apa yang kita butuhkan. Hanya memberitahukan tentang disabilitas kita tidak berarti mereka memahami kebutuhan kita.

9. Jika kita memesan hotel atau kendaraan melalui telepon dan email, minta pihak hotel atau pihak penyewa kendaraan mengirimkan konfirmasi pemesanan melalui email. Cetak konfirmasi pemesanan tersebut sebagai bukti jika seandainya pihak hotel atau penyewa kendaraan menolak pemesanan yang telah kita lakukan.

10. Jika memungkinkan bawa hanya satu bagasi kecil untuk meringankan beban bawaan kita.

11. Jika anggarannya mencukupi, sewa kendaraan beserta supirnya untuk mengurangi kerepotan dan memungkinkan kita berhenti di tempat-tempat menarik selama yang kita inginkan.

12. Jika naik kendaraan umum, sebisa mungkin duduk di kursi paling depan dan dekat supir atau dekat pintu agar turun dengan mudah dan cepat.

13. Jika melakukan perjalanan dengan pesawat terbang, tips-tips berikut ini perlu diperhatikan:
a. Cari tahu apakah penerbangannya melayani pre-flight boarding, yang artinya kita masuk ke pesawat sebelum penumpang lain sehingga tidak terlalu terburu-buru.
b. Datang lebih awal ke bandara agar perjalanan kita terasa lebih nyaman tidak terburu-buru, minimal dua jam sebelumnya untuk penerbangan domestik dan tiga jam sebelumnya untuk penerbangan internasional.
c. Hindari connecting flight (penerbangan lanjutan) karena bisa menghemat waktu dan mengurangi kerepotan. Jika memilih connecting flight, pastikan ada waktu yang banyak untuk pindah dari satu pintu ke pintu lainnya, minimal sembilan puluh menit atau dua jam jika harus melalui pemeriksaan bea cukai dan keamanan.
d. Pilih kursi sebelah lorong untuk memudahkan turun-naik pesawat atau ke toilet atau berkomunikasi dengan petugas.
e. Lapor kepada petugas sebelum pesawat terbang mendarat untuk merencanakan keluar dari pesawat terbang.

14. Ketahui hak kita di pesawat terbang, sebagaimana dikutip dari Reader Digest, hak kita diatur dalam pasal 134 UU No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, yang sekurang-kurangnya meliputi:
a. Pemberian prioritas tambahan tempat duduk. 
b. Penyediaan fasilitas kemudahan untuk naik ke dan turun dari pesawat udara. 
c. Penyediaan fasilitas untuk penyandang disabilitas selama berada di pesawat udara. 
d. Sarana bantu bagi orang sakit. 
e. Penyediaan fasilitas untuk anak-anak selama berada di pesawat udara. 
f. Tersedianya personel yang dapat berkomunikasi dengan penyandang disabilitas, lanjut usia, anak-anak dan/atau orang sakit.

Berhubung setiap penyandang disabilitas memiliki kebutuhan khusus, berikut disampaikan tips-tips melakukan perjalanan terkait kebutuhan khusus masing-masing penyandang disabilitas.

A. PENGGUNA KURSI RODA

1. Rawat kursi roda dengan baik dan lakukan reparasi sebelum keberangkatan untuk memastikan kondisi kursi roda dalam keadaan baik.

2. Bawa suku cadang dan alat-alat untuk berjaga-jaga jika terjadi kerusakan darurat. Jika enggan atau lupa membawanya, toko sepeda bisa menjadi tempat yang tepat untuk membeli suku cadang kursi roda.

3. Untuk penerbangan atau kegiatan tertentu, kursi roda harus dibongkar atau dilipat. Pastikan kita mempelajari cara melakukannya sebelum keberangkatan.

4. Jika menggunakan kursi roda manual, jangan lupa pakai sarung tangan karena jalan dan trotoar mungkin saja kotor dan berdebu.

5. Jika menggunakan kursi roda listrik, jangan lupa bawa pengisi baterai steker adaptor dan alat pengubah tegangan listrik. Buat rencana cadangan jika terjadi pemadaman listrik atau tegangan listrik turun.

6. Tempel secarik kertas yang berisi nama dan alamat yang lengkap di kursi roda dan suku cadang beserta alat-alatnya.

7. Jika diperlukan, kemasi portable ramp, kateter di tas tangan yang mudah dibawa.

8. Pada saat pesan kamar hotel, tanya lebar pintu kamar dan kamar mandi untuk memastikan kursi roda kita bisa masuk.

9. Jika pihak hotel tidak menyediakan kursi roda untuk mandi, bungkus alas duduk dan sandaran kursi roda dengan kantung plastik agar tetap kering. Namun jangan pernah mencoba hal ini pada kursi roda listrik karena bisa korsleting dan tersetrum.

10. Minta pihak penerbangan menyediakan kursi roda pesawat untuk memudahkan kita ke toilet dan naik-turun pesawat.

B. TUNANETRA

1. Bawa tongkat. Digunakan atau tidak untuk berjalan, tongkat bisa memberitahukan kepada orang lain bahwa kita seorang tunanetra.

2. Jangan sungkan untuk bertanya pada customer service atau wisatawan lain jika kita tidak menemukan pintu keluar atau halte bus.

3. Jika membawa koper, ingat ukuran, jenis dan warnanya. Ikat benang atau pita warna-warni di koper agar orang lain yang membantu kita mudah mengenalinya.

4. Tingkatkan pengalaman indrawi kita dengan berwisata, mengunjungi toko suvenir dan menyentuh objek wisata atau pameran. Toko suvenir sering menjual replika monumen berskala kecil yang bisa kita sentuh.

5. Cari tahu di mana dan jam berapa kita akan turun dan naik transportasi serta ketersediaan kursi. Kita bisa mengetahui kita sedang menuju lokasi yang tepat dengan mengetahui rute transportasi. Beritahukan kepada supir atau kondektur lokasi yang akan kita tuju agar nanti mereka berseru jika tujuan kita hampir sampai.

6. Melakukan perjalanan bersama non tunanetra akan memudahkan kita karena mereka bisa menjelaskan apa saja yang dilihat (tinggi, warna, struktur dan bentuk) dan apa saja yang ada di sekitar kita. Jika melakukan perjalanan sendirian, kita akan melewatkan gambaran secara mendetail.

7. Minta pihak hotel menjelaskan letak pintu masuk utama, lift, tangga beserta tata ruang kamar dan benda-benda yang ada di kamar kepada kita.
 
C. TUNARUNGU

1. Temui agen perjalanan secara langsung sehingga kita bisa membaca gerakan bibirnya untuk menkonfirmasi rencana perjalanan. Jika diperlukan, kita bisa berkomunikasi dengan saling bertukar catatan.

2. Kita juga bisa mengetahui informasi perjalanan dan melakukan pemesanan secara online melalui internet.

3. Jelaskan kepada petugas lapangan di bandara, terminal dan/atau stasiun bahwa kita seorang tunarungu dan mohon diberitahukan jadwal keberangkatan dan kedatangan secara pribadi.

4. Sering-sering melihat papan pengumuman atau bertanya kepada customer service ketika berada di ruang tunggu untuk mengetahui jadwal keberangkatan yang kemungkinan bisa tertunda.

5. Jelaskan kepada petugas di setiap transportasi yang kita naiki bahwa kita seorang tunarungu dan minta setiap pengumuman disampaikan secara pribadi.

6. Jelaskan kepada pihak hotel bahwa kita seorang tunarungu. Hal ini penting jika terjadi keadaan darurat. Tanyakan pula ketersediaan perangkat peringatan visual untuk mendeteksi dering telepon, ketukan di pintu atau alarm kebakaran.

7. Siapkan kertas dan pulpen untuk memudahkan berkomunikasi.

8. Jika membawa alat bantu pendengaran, tips-tips berikut ini perlu diperhatikan
a. Kemasi alat bantu pendengaran, baterai tambahan dan tubing/selang di tas tahan air.
b. Bawa dehumidifier untuk mengeringkan alat bantu pendengaran.
c. Hindari menyimpan peralatan alat bantu pendengaran di bagasi yang akan disimpan di kargo.

9. Jika ada, alat bantu berikut ini bisa dibawa:
a. Penguat sinyal suara dan kopling induktif yang bisa meningkatkan volume suara telepon.
b. Sistem peringatan visual portabel yang mengeluarkan kilatan cahaya jika ada suara dering telepon dan alarm kebakaran.