Pada September 2000, 189 negara
anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, termasuk 147 kepala negara dan kepala
pemerintahan menandatangani Deklarasi Milenium yang berisi 8 butir tujuan yang
menargetkan kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada tahun 2015 pada KTT Milenium di London. Delapan
butir tujuan ini disertai dengan serangkaian 18 target dan 48 indikator untuk
mengukur tingkat kemajuan pencapaian tujuan itu sendiri. Tujuan dan target
saling berhubungan dan harus dipandang sebagai satu kesatuan. Hasil dari
tujuan, target dan indikator diberi nama “Tujuan Pembangunan Milenium”.
Meskipun disabilitas tidak disebutkan
secara tersurat dalam Tujuan Pembangunan Milenium, terdapat pengakuan bahwa
Tujuan Pembangunan Milenium tidak mungkin tercapai tanpa keikutsertaan para
penyandang disabilitas. Pertimbangan hak
dan kebutuhan para penyandang disabilitas, termasuk pencegahan penyebab
disabilitas, sangat penting jika Tujuan Pembangunan Milenium untuk mengurangi
separuh kaum miskin harus tercapai pada 2015.
Secara tersirat, para penyandang
disabilitas dimuat dalam 8 Tujuan Pembangunan Milenium beserta target dan
indikatornya. Namun, hubungan dan keterkaitan disabilitas dengan Tujuan
Pembangunan Milenium tidak terlalu jelas dinyatakan.
Tujuan
1: Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
Para penyandang disabilitas sering berjuang untuk mendapatkan penghasilan
karena adanya diskriminasi pendidikan dan pekerjaan di masyarakat. Hak-hak
dasar mereka seperti pangan dan akses layanan kesehatan juga dikesampingkan.
Para penyandang disabilitas sering dikenakan biaya tambahan atas layanan
kesehatan. Di dunia kerja, ada banyak bukti bahwa penyandang disabilitas lebih
sering mengalami kerugian, pengucilan dan diskriminasi di pasar tenaga kerja
yang berdampak pada pengangguran. Kalaupun bekerja, mereka mendapatkan
penghasilan sedikit, berketerampilan rendah dan tidak memiliki kesempatan atas
promosi jabatan. Bentuk paling umum diskriminasi yang dialami penyandang
disabilitas adalah penolakan untuk bekerja sama sebagai satu tim sehingga
kemampuan dan potensinya sulit berkembang. Data terkait Tujuan Pembangunan Milenium
ini, antara lain:
·
Diperkirakan
80 persen penyandang disabilitas hidup di negara berkembang. Dari jumlah
tersebut, 426 juta hidup di bawah garis kemiskinan (ILO, 2007).
·
Di
negara berkembang, 80-90 persen penyandang disabilitas usia kerja menganggur (PBB,
2005)
·
Bank
Dunia memperkirakan 20 persen kaum termiskin di antara kaum miskin adalah
penyandang disabilitas (Bank Dunia, 1999).
·
Kelaparan
dan kekurangan gizi, disabilitas serta kemiskinan saling terpaut. Dua puluh
persen kelainan fisik disebabkan oleh kekurangan gizi (DFID, 2002).
Tujuan
2: Mencapai pendidikan dasar untuk semua
Tujuan Pembangunan Milenium tidak
dapat tercapai tanpa mengikutsertakan anak-anak penyandang disabilitas, tapi
mayoritas mereka tidak bersekolah. Perkiraan persentase anak-anak penyandang
disabilitas yang tidak bersekolah sangat bervariasi. Pada umumnya, secara tidak
langsung atau langsung anak-anak yang tidak bersekolah berkontribusi pada
perekonomian keluarga. Hal ini biasanya tidak terjadi pada anak-anak penyandang
disabilitas. Namun demikian, korelasi antara berpendidikan rendah dengan
disabilitas lebih erat dibandingkan dengan korelasi antara berpendidikan rendah
dengan unsur-unsur yang lain seperti jender, tempat tinggal yang kumuh dan
kemiskinan. Data terkait Tujuan Pembangunan Milenium ini, antara lain:
·
Sepertiga
dari 75 juta anak-anak usia sekolah yang tidak bersekolah adalah anak-anak
penyandang disabilitas (UNESCO, 2009).
·
Lebih
dari 90 persen anak-anak penyandang disabilitas di negara berkembang tidak
bersekolah (UNESCO, 2009).
·
Tingkat
melek huruf penyandang disabilitas dewasa sebesar 3 persen (UNESCO, 2009).
Tujuan
3: Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
Kaum perempuan penyandang disabilitas
sering mengalami kerugian berkali-kali lipat dan dikucilkan karena statusnya
sebagai perempuan dan penyandang disabilitas. Hal ini menyebabkan kaum
perempuan penyandang disabilitas menjadi salah satu kelompok paling
termarjinalisasi di masyarakat. Hak-haknya atas pendidikan dan kesempatan kerja
cenderung ditiadakan. Perempuan penyandang disabilitas yang bekerja sering
mengalami perekrutan dan promosi jabatan yang tidak adil, akses yang tidak
setara dalam mengikuti pelatihan dan memperoleh kredit serta jarang
diikutsertakan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Mereka juga lebih rentan
terhadap pelecehan dan kekerasan dibandingkan kaum perempuan tanpa disabilitas.
Bagi perempuan yang merawat anggota keluarga penyandang disabilitas, mereka
mungkin menghadapi kesulitan terutama karena terbatasnya layanan pendukung. Data
terkait Tujuan Pembangunan Milenium ini, antara lain:
·
Hanya
25 persen kaum penyandang disabilitas termasuk angkatan kerja di dunia (PBB).
·
Jumlah
perempuan penyandang disabilitas di dunia sekurang-kurangnya 10 persen dari
jumlah perempuan di dunia (WHO).
·
Di
negara berpendapatan rendah dan menengah, tiga perempat penyandang disabilitas
adalah kaum perempuan (USAID).
·
65-70
% kaum perempuan penyandang disabilitas di negara berpendapatan rendah menengah
tinggal di pedesaan (USAID).
·
Di
beberapa negara, tingkat melek huruf perempuan penyandang disabilitas sebesar 1
persen (UNESCO, 2009).
Tujuan
4: Menurunkan angka kematian anak
Tingkat kematian anak-anak penyandang
disabilitas sulit diukur, namun diperkirakan tingkat kematian anak-anak
penyandang disabilitas sebesar 80 persen bahkan di negara-negara yang tingkat
kematian balita di bawah 20 persen. Anak-anak penyandang disabilitas lebih
beresiko meninggal dunia, bukan hanya karena kondisi medis yang mengancam
kematian atau kurangnya akses layanan kesehatan, tapi juga karena diabaikan dan
dibiarkan meninggal di berbagai budaya. Data terkait Tujuan Pembangunan
Milenium ini, antara lain:
·
Lebih
dari 70 persen balita meninggal dunia di tahun pertama kehidupannya (WHO).
·
6,9
juta balita meninggal dunia pada tahun 2011 (WHO).
·
Lebih
dari 3 juta bayi meninggal dunia di bulan pertama kehidupannya (WHO).
·
58
persen balita meninggal dunia disebabkan oleh penyakit menular, radang
paru-paru, diare dan malaria pada tahun 2010 (WHO).
Tujuan
5: Meningkatkan kesehatan ibu
Kaum perempuan penyandang disabilitas
menghadapi tantangan yang lebih besar dalam mengakses pendidikan kesehatan
reproduksi karena mereka tidak diperhitungkan sebagai orang-orang yang aktif
secara seksual. Jutaan perempuan mengalami disabilitas akibat komplikasi selama
kehamilan dan persalinan. Kurangnya dukungan teknis dan tenaga terkait
disabilitas, stigma dan diskriminasi serta layanan kesehatan seksual dan
reproduksi menyebabkan penyandang
disabilitas mengalami paksaan dalam sterilisasi, aborsi dan pernikahan. Kaum
perempuan penyandang disabilitas bisa juga menjadi ibu dan kadang-kadang
membutuhkan perawatan khusus selama kehamilan atau dalam hal membesarkan
anak-anak. Data terkait Tujuan Pembangunan Milenium ini, antara lain:
·
Rasio
kematian ibu di dunia berkurang hampir separuh selama dua dasawarsa terakhir,
dari 400 pada 1990 ke 210 pada tahun 2010. Dengan kata lain, tahun 1990-2010
jumlah kematian ibu menurun dari 543.000 ke 287.000, sebesar 47 persen (PBB).
·
Sepertiga
kematian ibu disebabkan oleh pendarahan (UNICEF).
·
Dari
semua perempuan yang meninggal dunia karena komplikasi terkait persalinan, ada
20 perempuan lebih yang menderita luka-luka, infeksi dan disabilitas (UNICEF).
Tujuan
6: Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya
Penyandang disabilitas merupakan kaum
yang rentan terhadap HIV/AIDS karena sering menjadi korban pemerkosaan dan
penyalahgunaan zat narkoba namun mereka cenderung tidak diikutsertakan dalam
kegiatan penyuluhan dan aksesnya atas layanan kesehatan dibatasi. Di beberapa
negara, HIV/AIDS dipandang sebagai disabilitas dikarenakan diskriminasi yang
dihadapi oleh penderita HIV/AIDS, dalam hal ini perlindungan hukum dibutuhkan. Pada
waktu bersamaan, malaria bukan hanya pembunuh utama anak-anak, tapi juga
kadang-kadang menyebabkan kelainan jangka panjang atau disabilitas, yang bisa
menyebabkan biaya hidup keluarga dan masyarakat membengkak. Diperkirakan satu
dari 10 anak akan menderita epilepsi, gangguan belajar, kelainan visual dan
pendengaran, cerebral palsy atau kelainan kognitif akibat malaria. Data terkait
Tujuan Pembangunan Milenium ini, antara lain:
·
34
juta orang hidup dengan HIV/AIDS. 54 persennya berhak atas obat antiretroviral pada
akhir tahun 2011 (WHO).
·
Pada
tahun 2010, terdapat 219 juta kasus malaria di dunia. Diperkirakan 660.000
meninggal dunia, sebagian besar anak-anak di bawah umur 5 tahun di Afrika
(WHO).
Tujuan
7: Memastikan kelestarian lingkungan hidup
Kualitas lingkungan yang buruk seperti
sanitasi dan air yang buruk dan bencana alam menyebabkan sakit dan disabilitas.
Banyak penyandang disabilitas menghadapi hambatan teknis dan sosial dalam
mengakses fasilitas umum seperti sumur dan jamban dan mereka sering tidak
dilibatkan dalam kegiatan penanggulangan bencana alam. Trachoma, penyebab utama ketunanetraan, bisa
dicegah dengan mengakses air bersih untuk mencuci wajah dan tangan. Fasilitas
sanitasi yang tidak memadai meyebabkan mereka mengalami kekurangan gizi dan
sulit keluar dari siklus kemiskinan. Data terkait Tujuan Pembangunan Milenium
ini, antara lain:
·
Diperkirakan
80 persen dari seluruh penyandang disabilitas di dunia tinggal di kawasan
pedesaan di negara berkembang dan akses layanan yang mereka butuhkan tidak ada
atau terbatas (ILO, 2007).
Tujuan
8: Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Kerja sama dan partisipasi aktif
seluruh anggota masyarakat sangat penting untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan. Organisasi-organisasi internasional, termasuk organisasi
penyandang disabilitas, memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran
tentang isu-isu disabilitas, memberdayakan para penyandang disabilitas dan
membimbing mereka untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Gerakan disabilitas
internasional telah berhasil memobilisasi Konvensi PBB tentang Hak-Hak
Penyandang Disabilitas. Konvensi ini ditetapkan pada tanggal 13 Desember 2006
dan sampai saat ini telah diratifikasi oleh 130 negara. Data terkait Tujuan
Pembangunan Milenium ini, antara lain:
·
Lebih
dari 100 organisasi, termasuk LSM internasional, nasional dan daerah,
organisasi penyandang disabilitas, pemerintah, akademisi, dan sektor swasta
bekerja sama memajukan hak-hak anak-anak penyandang disabilitas di tingkat
internasional, regional dan nasional.
Hingga kini, disabilitas masih tidak
diikutsertakan dalam setiap wacana seputar Tujuan Pembangunan Milenium,
terutama karena lembaga internasional, lembaga donor, pemerintah dan pelaku
pembangunan lainnya belum mengakui disabilitas sebagai suatu isu lintas
sektoral dan peran penyandang disabilitas belum diprioritaskan di dalam
pembangunan internasional. Hal ini tampak pada kurangnya pengumpulan dan
pemantauan statistik terkait disabilitas seperti kemiskinan, kesehatan,
pendidikan beserta analisis datanya. Diharapkan di masa mendatang lembaga PBB,
pemerintah, LSM dan masyarakat sipil mau meninjau kembali upaya-upaya Tujuan
Pembangunan Milenium untuk menjamin para penyandang disabilitas diikutsertakan
dalam seluruh kegiatan operasional baik di tingkat nasional maupun internasional, termasuk
memantau, mengevaluasi dan menganalisis
data terkait disabilitas.