Pinterest.com |
Sikap
orang tua bermacam-macam ketika membicarakan cara mengajari anak-anaknya
tentang disabilitas.
Beberapa orang tua memarahinya ketika mereka bertanya kenapa ketika seorang
penyandang disabilitas melintas dan orang tua yang lain benar-benar senang
membiarkannya berlari-lari dan mendekati kami sesuka hati. Teknik pengasuhan
setiap orang tua memang berbeda-beda.
Namun, ada beberapa hal yang terjadi
berulang-ulang. Dari memberitahukan anak-anak untuk selalu berpaling atau
memberikannya sudut pandang umum tentang penyandang disabilitas, pendapat yang
salah tentang kami sangat banyak. Berhubung orang tua baik-baik pun bisa
melakukan kesalahan tanpa sengaja, berikut 10 cara membantu anak-anakmu
menyempatkan berpikir tentang disabilitas secara berbeda.
1. Menjawab “Mengapa mereka tidak bisa
berjalan?”
Salah satu pertanyaan umum yang diajukan
anak-anak ketika melihat seseorang
menggunakan kursi roda adalah ini, “Mengapa mereka tidak bisa berjalan?”
Anak-anak pada dasarnya penasaran dan tidak menyaring mana pertanyaan berbobot
baik dan buruk. Jika anakmu masih kecil, katakan “Mereka cuma cedera,” sudah
cukup.Namun jika mereka sudah lebih besar, jujur
saja, “Entahlah, sayang, tapi kemungkinan besar karena saraf,” hanya itu yang
perlu dikatakan. Keponakanku yang berumur 6 tahun merupakan contoh yang baik.
Ia masih terlalu kecil memahami konsep cedera tulang belakang, jadi aku menyuruhnya
untuk tidak membicarakan tentang kakiku lagi, dan ia mengerti sepenuhnya. Namun, yang penting adalah setelah mereka
memahami sepenuhnya, rasa takut akan lenyap.
2. Jangan marah jika mereka penasaran
Merupakan
hal yang baik jika banyak orang tua ingin memastikan anak-anak mereka tidak
menyinggung perasaan kami, di mana beberapa anak merasakan keprihatinan yang
wajar ketika membicarakan tentang kepekaan penyandang disabilitas, marah
terhadap anakmu ketika mereka mengajukan pertanyaan tentang disabilitas
kami harus dihindarkan. Rasa takut, malu
atau jengah bukan rasa yang kau inginkan ketika anak-anak melihat adanya disabilitas.
Aku mendengar anak-anak bertanya kepada ibunya tentangku setiap saat. Lucu
banget.
3. Berbeda
bukan hal yang negatif
Daripada
berputar-putar pada “kisah sedih” tentang disabilitas setiap kali mereka
bertanya tentang seseorang, lebih baik ucapkan sebaris kata, “tapi tidak
apa-apa.” “Dunia ini penuh dengan orang-orang yang berbeda” merupakan
pernyataan yang sangat penting. Kami berpergian dengan cara kami sendiri. Begitu
pula keberadaan kami merupakan hal yang penting
4. Selalu bertanya sebelum menolong
Banyak orang tua baik-baik suka mengajarkan anak-anaknya
sedapat mungkin membantu orang lain. Tapi hal ini sama pentingnya mengajarkan
mereka untuk bertanya sebelum menolong agar mereka menghargai kemandirian kami
dan memang menghormati kami seperti itu.
Tidak apa-apa mengajarkan anak-anak untuk inisiatif menjauhkan alat
bantu kami, tetapi akan terasa lebih sulit bagi mereka melihat kami sebagai
seseorang yang terpisah dari kursi roda. Membiarkan mereka mengetahui kami bisa
melakukan banyak hal dengan cara kami sendiri merupakan pelajaran besar bagi
anak-anak.
5. Kursi roda kami bukan kereta bayi raksasa
Memandang kursi roda sebagai “kaki” kami merupakan
pelajaran besar lainnya yang disampaikan.
Beberapa perkataan histeris bisa muncul dari anak-anak berkenaan dengan
kursi roda – mobil mini,
gerobak, “apalah” (kata kesukaanku), tetapi jangan biarkan mereka berpikir
kursi roda kami sebagai kereta bayi. Menyampaikan pendapat bahwa kursi roda
merupakan benda yang memberdayakan kepada anak-anak yang suka melambangkannya
sebagai kelemahan bisa memberikan dampak besar.
6. Cermati
reaksimu sendiri
Bukan rahasia
anak-anak mudah menyerap informasi dan mengetahui apapun perasaan ayah atau
ibu. Merasa gugup, canggung atau takut di dekat penyandang disabilitas hanya
akan membuat anak-anakmu merasakan hal yang sama. Coba kesampingkan perasaan itu demi kepentingan terbaik anak-anakmu.
Tanggapi secara positif dan tenang jika menjumpai seorang penyandang
disabilitas dan mereka akan melakukan hal yang sama (sampai mereka dewasa,
semoga).
7. Menatap 10
detik tidak apa-apa. Percayalah.
Ketika sedang
menatap, anak-anak seperti keluar dari situasi yang tidak diinginkan.
Setidaknya itu yang kurasakan. Selama bukan tatapan dalam rentang yang lama,
dalam hal ini kau harus menegurnya, “Melihat itu tidak apa-apa, tapi jangan
lama-lama.” Aku mengatakan hal ini karena hatiku selalu sedih ketika orang tua memarahi anak-anaknya karena
menatap seorang penyandang disabilitas sesaat. Anak-anak merupakan manusia baru
yang sedang ceria-cerianya belajar tentang dunia. Lirikan lugu dari mereka
sepenuhnya tidak apa-apa.
8. Kami tidak sedang
kesakitan
Ketika mengatakan
pada keponakanku, “Leherku cedera. Itu alasannya Bibi Tiffy tidak bisa
berjalan,” tanggapan petamanya, “sakit, kah?” Anak-anak sedang belajar tentang
tubuh manusia dan juga makna ganda kata. Dengan mengatakan “leherku sakit,” dia
mendengar “sakit” dan menyamakannya dengan “nyeri.” Beberapa dari kami memang mengalami
nyeri kronis yang parah, namun membiarkan anak-anak mengetahui disabilitas
tidak selalu sama dengan nyeri fisik tentunya dapat mengangkat beban pikiran
mereka.
9. Kami juga bisa
keren
Jika
memungkinkan, tunjukkan kepada anak-anakmu film, buku atau permainan yang
memberikan gambaran positif bahwa disabilitas
bisa membuat perbedaan besar. Film sedih tentang pemain ski yang lehernya
patah, kemudian jatuh cinta pada pilot yang akhirnya mati dalam kecelakaan
sepertinya bukan film yang bagus untuk ditonton. Mereka perlu melihat kami
terlibat, bersenang-senang, bahkan berani berkata aku keren. Sangat sulit
menemukan buku anak-anak seputar disabilitas yang bernilai positif, meskipun
tersebar luas. Arlen, Marvelous Mercer, Saddle Sore, Cinderella’s Magical
Wheelchair and
Mama Zooms merupakan beberapa bacaan yang bagus. Dan beberapa film dan
pertunjukan anak-anak yang sama-sama bagus untuk dilihat meliputi Miracle in
Lane 2, film tentang seorang remaja di kursi roda yang bermimpi memenangkan
piala seperti saudaranya, Dragon Tales, film kartun tentang karakter yang
menggunakan kursi roda dan Pinky Dinky Doo, film seri animasi yang salah satu
karakternya berteman dengan penyandang
disabilitas.
10. Bokong kami tidak menempel di kursi roda
Aku selalu merasakan keinginan anak-anak melihat seseorang di kursi roda sesekali turun dari kursi rodanya. Mungkin untuk ke sofa, atau bahkan lebih baik – ke kolam atau ke sepeda motor – dengan meninggalkan kursi roda, anak-anak bisa memandang kami sebagai manusia dulu, baru kemudian pengguna kursi roda. Pertama kali keponakanku melihatku turun dari kursi roda dan menuju sofa pada saat natal ketika dia berumur 2 tahun. Matanya terbelalak dan dia teramat sangat senang ketika melihatku turun. Aku rasa dia menganggapnya sebagai kebebasan.
Mengasuh anak-anak merupakan
tanggung jawab besar, dan mencetak anak-anak untuk segera menjadi orang dewasa
yang diharapkan luar biasa merupakan tujuan akhir. Aku pernah bertemu beberapa
orang dewasa yang dibesarkan di lingkungan positif disabilitas dan mereka salah
satu orang paling mengesankan yang pernah kutemui. Jika akhirnya anak-anak
menjadi seperti salah satu dari mereka, berarti pengasuhanmu berhasil dengan
baik.
Dan ingatlah, tips-tips di atas
milikku sendiri. Tidak semua penyandang disabilitas setuju dengan rekomendasi-rekomendasi
ini. Jika memungkinkan, tanyakan masukan atau tips dari penyandang disabilitas
di sekitarmu. Itu pengetahuan yang bisa dipelajari dari setiap orang.