Para mahasiswa dari seluruh dunia kini bisa mendaftar menjadi bagian kelompok global yang mengejar gelar master maya pertama di dunia di bidang studi disabilitas dan kebijakan publik. Master hubungan internasional di bidang Comparative and International Disability Policy (Kebijakan Disabilitas Komparatif dan Internasional), yang ditawarkan oleh School of International Service di American University, merupakan program utama Institute on Disability and Public Policy (Institut Kebijakan Disabilitas dan Publik) untuk wilayah ASEAN. Institute on Disability and Public Policy merupakan jaringan kemitraan antara sembilan lembaga akademik dan dua mitra penyuluhan, didanai oleh Nippon Foundation. Kuliah diajarkan dalam suasana pengajaran maya terpadu, dan berfokus pada analisis dan pemahaman kebijakan publik terhadap penyandang disabilitas.
“Melalui sebuah jaringan universitas-universitas terkemuka dan teknik-teknik pengajaran maya, kami memungkinkan para mahasiswa menjadi pemimpin dalam kebijakan disabilitas internasional di sektor public, pribadi dan LSM,” tegas Dr. Derrick L. Cogburn , IDPP Executive Director dan Associate Professor di American University’s School of International Service. Setiap tahun lima belas beasiswa penuh diberikan oleh Nippon Foundation, terutama diberikan kepada para mahasiswa tunanetra, tunarungu dan/atau gangguan mobilitas dari wilayah ASEAN.
Dengan inovasi teknologi terdepan, IDPP memajukan wilayah ASEAN yang inklusif, bebas rintangan dan berbasis hak dengan menyediakan peningkatan akses pendidikan yang lebih tinggi bagi penduduk penyandang disabilitas yang biasanya kurang terwakili. Infrastruktur maya program melintasi batas-batas geografis, memperkenankan fakultas mengajar dan para mahasiswa belajar secara sepenuhnya online.
Dipimpin oleh Center for Research on Collaboratories and Technology Enhanced Learning Communities(COTELCO), sebuah pusat riset bersama American University dan Syracuse University, IDPP merupakan upaya kolaborasi antara School of International Service di American University (Washington, DC); Ateneo de Manila University (Philipina); Lee Kuan Yew School of Public Policy di National University of Singapore; National Technical Institute for the Deaf di Rochester Institute of Technology (Rochester, New York); Royal University of Phnom Penh (Kamboja); University of Indonesia (Jakarta); dan University of Malaya (Kuala Lumpur, Malaysia). Mitra penyuluhannya adalah Asia-Pacific Development Center on Disability di Bangkok and International Council on Education for People with Visual Impairment. IDPP juga berkolaborasi dengan ASEAN Studies Center, Intercultural Management Institute, dan Disability Student Support Services di American University, dan Burton Blatt Institute: Centers of Innovation on Disability di Syracuse University.
Program master akan dimulai dengan menetap dua minggu di Bangkok dari 13-24 Agustus 2012, di mana sebuah fakultas internasional akan menyajikan hubungan ASEAN, komunikasi lintas-budaya, analisis kebijakan publik, dan Konvensi PBB Hak-Hak Penyandang Disabilitas kepada para mahasiswa. Selanjutnya para mahasiswa berpencar ke lokasi tempat tinggalnya selama masa program.
Wilayah Asia Pasifik menjadi salah satu dari jumlah penyandang disabilitas terbesar di dunia, diperkirakan 400 juta oleh Komisi Ekonomi dan Sosial Asia dan Pasifik PBB. Individu-individu ini terus menerus menghadapi rintangan-rintangan signifikan dalam mengakses informasi pendidikan dan pekerjaan. IDPP dirancang untuk mengatasi isu-isu ini.
Silahkan kunjungi http://aseanidpp.org/ untuk mengakses aplikasi online.